RSS

Arsip Tag: ljong

[RE-Post] “Just Like A Movie”

[MyungJong] “Just Like A Movie” 

Cast :: Kim Myung Soo and Lee Sung Jong 
Genre :: Molla 
Rate :: T, PG 
Author :: Summer 
Warning :: please listen 2PM – Just Like A Movie, OOC, Typos

*Happy reading~

Hembusan angin timur sesekali membuat poninya berterbangan perhelai. Kedua mata elangnya meneduh, memandang hamparan laut yang tak bertepi. Tak ada kata apa pun yang dapat ia keluarkan dari mulutnya untuk menggambarkan perasaannya saat ini. Bahkan, ia pun tak tahu bagaimana ekspresinya saat ini. Mungkin terlalu flat dan tak menggairahkan.

#Dashin nugul saranghaji anheul geol ara
Cause I don’t wanna let you go
Nae gieok sogeseo
Naega boneun yeonghwa sogeui juingong cheoreom
Nal saranghadeon geu ttaero dorawa jweo
Amudo moreuge, dashi nae gyeoteuro

Seandainya kehidupan itu seperti sebuah script di film, atau seimajinatif movie. Yah, tentu hidup pun memiliki script yang di pegang oleh Tuhan. Menjadikan setiap naskahnya sebagai takdir dan sesekali tersemat kebetulan.

Namja bermata elang itu kembali menunduk menatap batu-batu karang yang berserakan namun terlihat demikian indah. Sesekali nampak linangan air mata yang belum juga ia luapkan. Rasa sesak terus menyeruak di rongga-rongga hatinya. Membuat dirinya mulai sulit bernafas, dan menghembuskan satu nama.

Tak ada yang lebih berharga baginya saat ini selain mampu mengulang waktu atau setidaknya ia dapat melupakan kejadian beberapa jam yang lalu. Bahkan, nyawa pun tak lagi berharga baginya.

“Pabbo~” lirihnya.

“PABBO~YAAA” teriaknya memecah desiran ombak yang semakin menaik ke daratan.

Hoshhh….

Hoshhh….

Ia mengatur nafasnya kembali, mencoba mengendalikan emosinya yang sudah di ambang batas. Dan, mencoba bangkit dari keterpurukannya. Mencoba akan imajinasinya bahwa “life like a movie”. Meraih kunci motor besarnya yang tergeletak di pinggiran dinding pantai.

“L, kau tidak sepengecut itu. Aku tau kau BAJINGAN TAPI KAU BUKAN PENGECUT…!!!” Ucapnya dengan nada yang semakin meninggi di akhir kalimat.

Namja itu memasukan kunci, memainkan kembali kopling dan gas nya gar motor besar itu melaju dengan cepat.

****

Ia menghapus lagi air matanya. Menghabiskan ice creamnya dengan begitu rakus. Tak perduli bagaimana penuhnya mulutnya saat ini, ia terus menjejali mulutnya tersebut dengan makanan dingin itu. Beberapa pasang mata namja memandanginya, bukan karena tingkahnya saja. Tapi, sungguh sangat menyayangkan melihat seorang namja cantik duduk di pojokan Baskin Robins dengan wajah yang penuh linangan air mata dan peperan ice cream membelepoti sekeliling mulut dan pipinya.

“Katanya ice cream dan coklat bisa buat orang bahagia? Mana buktinya?” Isaknya lagi lalu kembali menjejali mulutnya dengan ice cream.

Bahkan ia kini tak perduli lagi akan menjadi seperti apa tubuhnya setelah hari ini. Baginya tubuh indahnya tak akan menjadi indah lagi jika orang yang menginginkannya tak lagi disisinya. Hiks…hiks…sesekali ia terseguk dan terisak begitu dalam.

“Hyung…kau tega..kau tega hyung…” Ucapnya lagi.

Hingga dua jam ia berada di tempat itu belum ada satu pun orang yang berani mendekatinya. Ia terlalu ganas di saat situasi seperti ini, dan lebih ganas dari seekor singa yang baru melahirkan.

Drtttt….

Drtttt….

“Ya~ nugu? Nugu ya?” Ucapnya begitu solot saat mengangkat sebuah call di ponselnya.

“Kau dimana?” Parau suara di sebrang sana.

“Cihh…bajingan. Untuk apa kau menanyakanku, heum? Masih perdulikah? Aku mau bunuh diri sebentar lagi. Dan kau jangan datang ke pemakamanku,” Sungjong menekan virtual merah dan menon-aktif kan ponselnya.

Ia mengedarkan pandangannya ke beberapa pasang mata yang memandangnya. Lalu memukul permukaan meja sebagai gertakan. Mengeluarkan beberapa lembar uang dan meletakannya di meja. Melangkah dengan kasar.

Sempat ia dengar dengan baik bisikan beberapa orang disana.

“Dia mau bunuh diri, siapa yang berani membuatnya seperti itu” atau

“Ya~seharusnya kita ikuti dia, agar ia membatalkan usahanya”.

Sungjong membalikan tubuhnya cepat dan memandang tajam orang yang berbicara tadi kemudian meninggalkan tempat tersebut.

****

[Myungsoo POV]

Aku tahu dimana dia, aku tahu dimana orang itu berada sekarang. Dan…itu, bukankah itu dia? Dia yang berjalan begitu cepat meninggalkan toko ice cream kesukaannya.

****

Cittttt…..

L memberhentikan motornya tepat di depan Sungjong. Sontak namja manis itu pun menghentikan langkahnya. Memandang angkuh namja berhelm di hadapannya, lalu berlalu dari sisi lainnya. L memarkir motornya sembarang, dan mengejar namja cantik yang semakin mempercepat langkahnya.

“Jongieeee~” teriaknya dengan suara khas anime.

Dengan segala usahanya, akhirnya ia mampu meraih lengan Sungjong. Menatap namja manis itu dengan tatapan killernya. Tak sempat mengatur nafasnya lagi yang terengah.

“Mianhae~” L mengatakan kata-kata itu begitu lugas.

Plakkk~

Sebuah tamparan mendarat sempurna di pipi L, meninggalkan sebuah berkas merah.

“Semudah itukah bagimu meminta maaf Kim Myung Soo?”

Sungjong membuang pandangannya mengelap air mata yang masih tersisa di wajahnya. Mengatur nafasnya yang begitu sesak. Mencoba tegar agar suara yang ia keluarkan tak bergetar.

“Jongieee~” ucapnya penuh rasa bersalah.

“Pergi kau, bukankah teman-temanmu itu jauh lebih berharga di bandingkan aku sehingga kau bilang di hadapan mereka aku ini bukan siapa-siapamu? Kau malu memiliki pacar seorang namja? Apa kau hanya ingin mempermainkanku saja,” dan kata-kata tersebut keluar begitu lancar dari mulutnya tanpa terbata-bata.

“Pssttt…Jongie~”

“Mwoya? Eoh, aku lupa kalau kau malu memiliki hubungan dengan-ku,” mengecilkan volumenya di bagian akhir.

“Ani~” Myungsoo berusaha meraih pundak Sungjong, namun namja cantik itu segera melepaskannya.

“Lalu? Apa? Oia, Kim Myung Soo,” ia menarik nafanya sejenak. “Bukankah aku sudah memutuskan hubungan kita tadi? Kau lupa eum? Eohh..aku yang lupa, kau kan tidak menganggapku pacarmu ne?”

“Oppsss..mian~ aku keceplosan,” Sungjong memegangi mulutnya.

Myungsoo mengepalkan kedua tangannya geram. Apakah ini dirasa cukup untuk membalas perlakuannya tadi siang?

“Apakah itu cukup memuaskanmu Jongie?” Ucapnya mencoba menahan segala emosinya.

“Ani~ aku jauh lebih memalukan darimu Kim Myung Soo,” Sungjong pun berlalu dari hadapan Myung Soo.

“Jongieeee…” Myungsoo kembali mengejar Sungjong namun ia tak juga memperdulikannya.

***

Myungsoo lari ketengah jalan yang masih cukup ramai di penuhi masyarakat yang lalu lalang.

“Kalian dengar semuanya…aku mencintai Lee Sung Jong…dia seorang namja ter-yepeo yang pernah kutemui..” Teriaknya dari tengah jalan itu.

Namun, nampaknya usaha awal Myungsoo itu gagal total. Karena Sungjong masih saja tetap berjalan tanpa memperdulikan yang dilakukan Myungsoo. Lalu dengan cepat Myungsoo berlari mengambil sebuah mic yang tengah di pegang oleh seorang MC di pinggir jalan.

“Ya~Kau namja yang memakai jaket hoddie bear warna putih. Kau yang bernama Lee Sung Jong, aku mencintaimu…” Teriaknya dengan menggunakan mic.

Kali ini semua mata benar-benar tertuju pada Sung Jong dan juga Myung Soo yang mengatur nafasnya. Sementara namja cantik itu kini menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Berusaha mengintip apakah orang-orang masih melihatnya. Myung Soo melepaskan dan mengembalikan mic tersebut kepada sang MC, dan berlari ke Sung Jong yang terdiam membeku dengan tangan yang menutupi wajah.

“Bukankah aku sudah mengakui cintaku? Tidakkah aku mengakuimu sekarang?” Myung Soo melepas scraff-nya.

Menyelimuti benda rajut itu untuk menutupi wajah Sung Jong. Dengan segenap ketulusannya ia membina Sung Jong untuk kembali ke motornya. Sementara Sung Jong hanya mampu terdiam tanpa niat keluar dari lilitan kain tersebut.

****

Myung Soo menghentikan motor balapnya di tempat dimana ia menangisi perlakuannya sendiri. Namun, tempat ini tak lagi hening. Karena deburan ombak yang menerpa dinding pembatas membuat riuh di keheningan malam tersebut.

“Kenapa berhenti disini? Bawa aku pulang,” Sung Jong memukul punggung Myung Soo pelan.

“Turunlah,”

“Shiro~”

“Jongieee~”

“Shiroo~”

“Ku mohon,”

“Ahhh…ne..ne…ne,” Sung Jong menapakan kaki kanannya lalu di ikuti kaki kirinya.

Ia duduk di dinding pembatas antara jalanan dan bibir pantai. Menghirup sejenak pergantian udara malam di sekitarnya. Myung Soo menyusul duduk di sampingnya, menatap teduh kedua mata Sung Jong yang tertutup.

“Dwegama bwado,dashi bogo tto bwado,” (jika saat aku kembali padamu, aku akan melihatmu lagi dan lagi)

“Mwo? Kau bilang apa tadi?” Sung Jong menolehkan kepalanya sehingga kedua bola matanya bertemu dengan sepasang mata elang L.

“Aku hanya ingin melihatmu lagi, dan lagi. Aku tak mau kehilanganmu lagi Jongie,” L menatap wajah polos Jongie yang menatapnya tak mengerti.

Dengan lembut ia memegang kedua pipi Sungjong, mendekatkan wajahnya, lalu merekatkan bibirnya sejenak dengan bibir Sungjong. Merasakan aroma tubuh namja itu beberapa detik, kemudian melepaskan tautan bibirnya.

“Dashin nugul saranghaji anheul geol ara (aku tahu aku tak mampu mencintai orang lain),” ia mencium kening Sung Jong lagi.

“Ya~ tapi kau tidak mengakui ku sebagai..”

“Psssttt…chu~” Myungsoo membungkam bibir Sungjong dengan tautan bibirnya.

“Apa yang harus ku lakukan untuk menebus kesalahanku?”

“Eumm…turun ke pantai dengan pants mu saja dan teriakan jika kau mencintaiku,” tantang Sung Jong.

Myungsoo menelan air liurnya, bukankah udara sangat dingin sekarang? Aigoo, apakah Sungjong bercanda?

“Baiklah, kita cari tempat yang ombaknya tak begitu ganas,” Myungsoo menarik tangan Sungjong, berlari di menembus kehampaan malam.

Sesaat kemudian Myungsoo memandang pantai di hadapannya. Tersenyum kembali pada Sungjong. Melepaskan jaket tebalnya yang melindungi dirinya dari dinginnya suhu di Korea saat ini. Lalu membuka t-shirt panjangnya, skiny jeans nya. Dan, kini hanya pants yang tertinggal membalut tubuhnya. Dinginkah? Tentu, bahkan bibir Myungsoo bergetar secara reflek.

Dia berlari cepat ke pinggiran pantai, berdiri diatas pasir putih. Sungjong terus tersenyum melihat kelakuan namja itu.

“Ya~ semuanya…!! Dengarkan aku~ aku mencintai LEE SUNG JONG, benar-benar mencintai LEE SUNG JONG, akan ku nikahi dia jika itu perlu,” teriaknya.

“Mwo?” Ucap Sungjong reflek.

Myungsoo berlari menghampiri Sungjong. Meraih tubuh kurus anak itu dan menggendongnya ke pinggiran pantai, bermain air diiringi tawa mereka.

-END-

^^

 
Tinggalkan komentar

Ditulis oleh pada September 19, 2012 inci Fanfiction

 

Tag: , , ,